Islamedia - Para perempuan muslim meluncurkan kampanye tandingan terhadap kampanye anti-Islamisme yang dilakukan oleh kelompok aktivis perempuan Femen.
Kampanye tersebut dinamakan "Muslimah Pride Day/ Hari Kebanggaan Muslimah" dan diluncurkan melalui Twitter.
Sofia Ahmed, salah satu penggagas kampanye ini, mengajak perempuan muslim di seluruh dunia untuk mengakui perbedaan dan mengungkapkan pendapat mereka.
"Kampanye ini terbuka untuk semua perempuan muslim, baik yang menggunakan hijab atau tidak. Kebanggaan seorang muslimah adalah menerima identitas seorang muslim. Lebih penting lagi, adalah mengakui keragaman bahwa tidak semua perempuan muslim itu sama. Kami berasal dari ras dan kebudayaan yang berbeda. Pilihan mengenakan hijab atau tidak adalah urusan pribadi kami," ujar Ahmed melalui akun twitter-nya dengan tagar #Muslimapride.
Salah seorang pendukung dengan akun @TheLatif mengatakan dirinya menolak Femen dan cara mereka menggunakan perempuan muslim sebagai alat untuk memaksakan nilai-nilai imperialisme barat.
Pendukung lainnya dengan akun @Sanaa_Sultan mengatakan perempuan muslim tidak terima dengan stereotip dari barat dan tidak butuh Femen untuk menjadi corong bersama perempuan muslim.
Pengguna lain mengunggah gambar mereka dengan kertas bertuliskan "Femen tidak bisa mengatur apa yang boleh saya pakai dan tidak".
Sebelumnya pada Rabu (4/4) lalu, Sekelompok aktivis perempuan liberal melakukan protes dengan bertelanjang dada di depan masjid-masjid dan kedutaan besar Tunisia di Eropa, menuntut persamaan hak bagi perempuan di Arab.
Kelompok yang berasal dari Ukraina ini menamakan dirinya Femen. Mereka mengadakan protes "Hari Jihad Internasional Bertelanjang Dada" di Berlin, Kiev, dan Paris. Mereka mengecat tubuh mereka dengan slogan seperti "Bare breasts against Islamism/Telanjang dada melawan Islamisme".
Demonstrasi ini dipicu sebagai bentuk dukungan atas skandal yang menimpa aktivis Tunisia Amina Tyler bulan lalu. Tyler mengunggah gambar dirinya bertelanjang dada dengan tulisan "Tubuh saya adalah milik saya. Persetan dengan nilai moralmu".[suaranews/bs]
Pengguna lain mengunggah gambar mereka dengan kertas bertuliskan "Femen tidak bisa mengatur apa yang boleh saya pakai dan tidak".
Sebelumnya pada Rabu (4/4) lalu, Sekelompok aktivis perempuan liberal melakukan protes dengan bertelanjang dada di depan masjid-masjid dan kedutaan besar Tunisia di Eropa, menuntut persamaan hak bagi perempuan di Arab.
Kelompok yang berasal dari Ukraina ini menamakan dirinya Femen. Mereka mengadakan protes "Hari Jihad Internasional Bertelanjang Dada" di Berlin, Kiev, dan Paris. Mereka mengecat tubuh mereka dengan slogan seperti "Bare breasts against Islamism/Telanjang dada melawan Islamisme".
Demonstrasi ini dipicu sebagai bentuk dukungan atas skandal yang menimpa aktivis Tunisia Amina Tyler bulan lalu. Tyler mengunggah gambar dirinya bertelanjang dada dengan tulisan "Tubuh saya adalah milik saya. Persetan dengan nilai moralmu".[suaranews/bs]
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !