SEJARAH PUI
Persatuan
Ummat Islam (PUI) didirikan di Bogor pada tanggal 5 April 1952 H., bertepatan
dengan tanggal 9 Rajab 1373 H., sebagai hasil fusi (gabungan) antara dua
organisasi besar, yakni Perikatan Ummat Islam (PUI) yang berpusat di Majalengka
dengan Persatuan Ummat Islam Indonesia (PUII) yang berpusat di Sukabumi.
Sebagai organisasi pergerakan Islam, PUI bergerak dan beramal pada bidang
Pendidikan, Sosial, dan Dakwah. Pada perkembangannya, kini Persatuan Ummat
Islam (PUI) mulai merintis bidang Kesehatan masyarakat, IPTEK (Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi dengan sekolah berbasis technopreuneur).
Perikatan
Oemmat Islam sebagai cikal bakal Persatuan Ummat Islam (PUI), merupakan
organisasi yang pada awal didirikannya oleh KH. Abdul Halim di Majalengka
bernama Majlisul ‘Ilmi (1911). Sementara, organisasi pergerakan Islam
Persatoean Oemmat Islam (POII) yang didirikan oleh KH. Ahmad Sanusi pada tahun
1931 di Sukabumi, semula bernama Al-Ittihadiyatul Islamiyah (AII).
Dalam
menapaki perjuangannya, KH. Abdul Halim mendirikan Perguruan Daarul Uluum dan
Balai Pamulangan Pondok Mufiidat Santi Asromo sejak tahun 1930 di Majalengka.
Sementara KH. Ahmad Sanusi mendirikan Perguruan Samsul ‘Uluum sejak tahun 1932
di Gunung Puyuh Sukabumi. Sejumlah santri telah lulus dari ketiga perguruan
ini. Dapat dikatakan, para lulusan SGI Daarul Ulum, Santi Asromo, dan Samsul
‘Uluum Gunung Puyuh, kalau tidak aktif di instansi pemerintah, menjadi guru,
menjadi kyai, kemudian mendirikan lembaga pendidikan atau pesantren. Selain
itu, para lulusan dari ketiga perguruan ini, juga ada yang aktif di Legislatif,
pengusaha, TNI, Polri, dan lain-lain. Sehingga persebaran Persatuan Ummat Islam
(PUI) berada di seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia, dan Basis Massa terbesar
PUI berada di wilayah jawa barat.
Pendiri PUI
KH. Abdul Halim dan KH. Ahmad Sanusi tercatat sebagai wakil rakyat dalam Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang dalam
bahasa Jepang nya disebut Dokuritsu Zyumbi Choosakai. Dan berkat jasa-jasanya
tersebut keduanya dianugerahi Bintang Maha Putera Utama yang tertuang dalam
Surat keputusan Presiden No.048/TK/Tahun 1992 tanggal 12 Agustus 1992. Dan pada
tahun 10 November 2008, KH. Abdul Halim dianugrahi Pahlawan Nasional oleh
Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !