Wawancara
Dengan Raizal Arifin, Ketua Umum Pemuda PUI Terpilih
Tepatnya 6 Desember 2014
lalu, Pemuda PUI telah sukses menyelenggarakan Muktamar ke-3. Muktamar kali ini
memiliki spirit “penaklukan” di bumi Sriwijaya yaitu Palembang. Kota yang
secara perkembangan “genetiknya” PUI telah muncul tahun 1998. Namun bila
melihat sejarah KH. Ahmad Sanusi yang telah menebarkan PUI ke penjuru nusantara
sebelum merdeka, bisa jadi PUI juga telah tumbuh di Palembang. Beliau dan KH.
Abdul Halim bersahabat erat dengan Soekarno, H.O.S Tjokroaminoto dan yang
lainnya. Kemunculannya di BPUPKI adalah wujud ketokohan seorang ulama,
cendekiawan dan pejuang yang disegani public nusantara.
Kepahlawanan serta kesuksesan
tokoh-tokoh PUI membangun organisasi dan bangsa seharusnya menjadi inspirasi
PUI ke depan, khususnya pemuda. Adalah Raizal Arifin dalam Muktamar ke-3 ini
terpilih menjadi Ketua Umum Pemuda PUI (2014-2019) memberikan narasi besar
untuk Pemuda PUI, bangsa dan ummat. Beliau berharap, Pemuda PUI memiliki andil
yang strategis dalam pembangunan nasional.
Bonus Demografi Pemuda dan
Tantangannya
Di zaman ini formasi dan industrialisasi
ini pemuda menghadapi problem yang sangat serius. Pertama, menurunnya jiwa idealisme dan patriotisme yang diinvasi budaya
luar secara bertubi-tubi membuat pemuda saat ini kehilangan arah. Kedua, kurangnya lapangan pekerjaan dan kesempatan
kerja. Ketiga, meningkatnya kenakalan
remaja serta penyalahgunaan narkotika dan psikotropika.
Secara demografi ada 30%
anak muda. Ini merupakan sebuah anugerah kepada kita bangsa Indonesia, meski
bonus demografi ini betul-betul akan kita nikmati antara 2020-2030 tahunan mendatang.
Tapi, dengan jumlah pemuda saat ini yang mencapai 37% atau sekitar 79,79 juta jiwa,
kalau mereka disiapkan, dibina dengan baik, tentu akan menjadi kekuatan yang
super dahsyat dalam membangun Indonesia. Ini menjadi tantangan Pemuda PUI
kedepan dalam bergerak,bagaimana dengan segala tantangan dan peluang yang ada kita
bisa berkiprah nyata melakukan pembinaan terhadap kaum muda.
Titi balik Pemuda PUI sebagai harapan ummat dan bangsa.
Abdul Halim Muda adalah sosok
yang sangat perhatian dengan kondisi ummat Islam dan rakyat saat itu, dia hidup
di tengah-tengah penderitaan rakyat yang tertindas akibat penjajahan saat itu.
Beliau tumbuh menjadi remaja yang matang untuk ukurannya. Yang membuat seseorang
matang cepat adalah kapasitas ilmu dan seberapa banyak dia bergelut dengan masalah
dan berusaha memecahkan benang kusut masalah-masalah tersebut. Aktivis muda sekarang
hendaknya berusaha sekuat tenaga untuk menguatkan kapasitas keilmuan sebagai bekal
untuk masa depan dan harus memaksakan diri untuk bergelut memecahkan masalah bangsa
ini. Keluar dari zona nyaman, lebih serius belajar, mengurai dan menyelesaikan masalah.
Dalam PUI ada doktrin Intisab dan Islahutsamaniyah Ini kalau di urai panjang sekali, kami
berkeyakinan kalau doktrin Intisab ini
diterapkan dalam bangsa dan negara akan tercipta kehidupan bangsa yang modern,
harmonis serta mapan. Doktrin Intisab dengan saripatinya, yakni Allah sebagai tujuan
adalah beyond of purpose. Setiap orang jika tujuannya Allah maka dia akan
bekerja dan beraktivitas professional dan penuh keikhlasan serta dia tidak akan
puas dengan capaian sekarang,
akan senantiasa bersemangat untuk melakukan ishlah atau reform ketika
ada yang kurang. Islam akan dikenal sebagai agama professional, agama mulia dan
agung, penuh kasih sayang, serta penuh cinta karena diperkenalkan dan diamalkan
dengan penuh cinta.
Alhamdulillah kami
bersyukur para pendahulu PUI telah mewariskan warisan yang sangat berharga,
yakni melimpahnya asset fisik berupa tanah wakaf dan lembaga pendidikan, dan ada
yang jauh lebih berharga yakni warisan doktrin Intisab dan Islahutsamaniyah.
Islahutsamaniyah ini adalah rumusan masalah sekaligus tahapan dalam mencapai
tujuan besar yaitu menjadikan agama Islam sebagai Islam Raya.
Modal Pemuda PUI bangkit
Seabad sudah PUI berkiprah
di negeri ini, kalau di ukur secara kuantitas dengan sebaran jumlah lembaga pendidikan
dan struktur yang aktif berkembang tersebar di nusantara ini keberadaan PUI
jelaslah memiliki andil yang sangat besar dalam menjadikan populasi dan aktivis
Islam bertambah banyak. Akan tetapi, sebagai bahan evaluasi kita bersama bahwa sebaran
jumlah lembaga pendidikan dan struktur tersebut secara kualitas harus terus ditingkatkan
apakah dalam hal pemahaman keagamaan dan loyalitas terhadap jamaah PUI.
Oleh karena itu, dengan kondisi
seperti sekarang yang harus kita lakukan adalah terus membumikan doktrin Intisab
dan islahutsamaniyah agar menancap di setiap hati sanubar ijamaah PUI
mulai dari yang aktif di struktur, para guru, murid-murid sekolah PUI, orang
tua wali, dan tentu saja para kaum muda PUI baik itui deologis maupun biologis.
Pemuda PUI akan menjadi garda terdepan dalam mengibarkan dan menyebarluaskan delapan
prinsip perbaikan ini, akan kita mulai dari pribadi terdekat kemudian lingkungan
keluarga dan kemudian kepada jamaah PUI secara luas. Karena kami berkeyakinan rusaknya
ummat ini karena mereka belum mengenal, memahami, dan mengamalkan Intisab serta
islahutsamaniyah.
Agenda besar Pemuda PUI
Agenda
besar kita tentu masih sama dengan periode belumnya, apakah masa Bapak Anwar
Sholeh, atau era Kang Aher yang dilanjutkan oleh Ustadz Nazar Haris, kemudian masa
Ustadz NurHasan Zaidi dan kemudian bang Iman Budiman, mereka semua menitikberatkan
pada isu yang sama yaitu menyiapkan iron stock SDM. Maka agenda besar pemuda
PUI periode 2014 - 2019 pun agenda unggulannya adalah menyiapkan SDM yang
berilmu, cakap, dan energik. Adapun langkah-langkahnya adalah kami akan melakukan
pendataan anak-anak muda yang ada di PUI di mulai dari kelas 2 MA /sederajat,
mahasiswa di kampus PUI, alumni sekolah dan kampus PUI, anak-anak tokoh,
pengurus dan kader PUI. Kemudian secara bertahap kita buat forum pertemuan sebagai
wahana diskusi dan silaturahim, selanjutnya dengan penuh kesabaran dan penuh cinta
kita lakukan pembinaan bekerjasama dengan badan kaderisasi DPP, DPW, dan DPD
yang akan dibuat pasca muktamar ini. Bangsa kita hari ini sedang disuguhi AEC (Asean
Economy Community) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Bangsa
kita hari ini sedang bersiap menghadapi AEC ASEAN
Economy Community atau Masyarakat Ekonomi ASEAN. Tahun 2015 ini adalah pertaruhan
ekonomi global antar negara ASEAN dimulai. Terdapat empat hal yang akan menjadi
fokus MEA pada tahun 2015. Pertama, Negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini
akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Kedua, MEA
akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetisi yang tinggi,
yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer
protection, intellectual property
rights (IPR), taxation, dan e-commerce. Ketiga, MEA pun akan
dijadikan sebagai kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata,
dengan memprioritaskan UKM. Keempat, MEA akan diintegrasikan secara penuh
terhadap perekonomian global. Fokus kami di Pemuda PUI adalah menyiagakan para
Pemuda PUI agar siap berlari cepat dengan jutaan pemuda lainnya menyongsong
persaingan ini. Kami akan melakukan pelatihan berkesinambungan menempa jiwa dan
mental pantang menyerah lewat training intisab dan halaqoh islah, mengasah
skill lewat training-training kepemimpinan, manajemen dan kebutuhan-kebutuhan
lainnya. Oleh karena itu dukungan dari semua pihak sangat diharapkan dalam hal
ini [].
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !