Islamedia - Guna mengatasi kerusuhan bernuansa SARA yang terjadi baru-baru ini, Presiden Mesir Mohamed Moursi, Selasa (9/4) mengirim delegasi pejabat tinggi ke gereja Ortodoks utama di negeri itu di Ibu Kota Mesir, Kairo, demikian seperti dikutip dari kantor berita resmi Mesir, MENA.
Delegasi yang mengunjungi Kathedral Saint Mark tersebut meliputi Penasehat Politik Moursi, Bakinam Ash-Sharqawi, Penasehat Sosial Emad Abdel-Ghafour dan Penasehat Urusan Orang Asing Mesir Ayman Ali.
Kerusuhan berdarah yang terjadi antara Muslim dan pengikut Koptik itu menewaskan delapan orang dan melukai lebih dari 100 orang.
Kerusuhan itu berawal pada Jumat (5/4), ketika sekelompok anak warga Koptik diduga membuat gambar salib di tembok satu lembaga Islam di Kota Kecil Khosoos, Qalyubia, di dekat Kairo.
Kejadian tersebut memicu bentrokan pada malam hari sehingga menewaskan lima orang dan melukai beberapa orang lagi.
Pada Ahad (7/4), bentrokan meletus lagi di luar Kathedral Saint Mark di Kairo, selama pemakaman beberapa korban, sehingga menewaskan satu orang dan melukai puluhan orang lagi.
Kementerian Kesehatan Mesir, Senin pagi, mengumumkan dua orang tewas, satu dalam bentrokan baru di Khosoos, dan satu lagi di rumah sakit akibat luka serius yang dideritanya dalam bentrokan malam sebelumnya di luar kathedral tersebut.
Kerusuhan ini dikhawatirkan akan mengancam persatuan nasional dan demokratisasi negeri itu, yang pada saat ini sedang bangkit dari krisis ekonomi akibat pemerintahan yang korup pada jaman rezim otoriter Mubarak.[ant/im]
Delegasi yang mengunjungi Kathedral Saint Mark tersebut meliputi Penasehat Politik Moursi, Bakinam Ash-Sharqawi, Penasehat Sosial Emad Abdel-Ghafour dan Penasehat Urusan Orang Asing Mesir Ayman Ali.
Kerusuhan berdarah yang terjadi antara Muslim dan pengikut Koptik itu menewaskan delapan orang dan melukai lebih dari 100 orang.
Kerusuhan itu berawal pada Jumat (5/4), ketika sekelompok anak warga Koptik diduga membuat gambar salib di tembok satu lembaga Islam di Kota Kecil Khosoos, Qalyubia, di dekat Kairo.
Kejadian tersebut memicu bentrokan pada malam hari sehingga menewaskan lima orang dan melukai beberapa orang lagi.
Pada Ahad (7/4), bentrokan meletus lagi di luar Kathedral Saint Mark di Kairo, selama pemakaman beberapa korban, sehingga menewaskan satu orang dan melukai puluhan orang lagi.
Kementerian Kesehatan Mesir, Senin pagi, mengumumkan dua orang tewas, satu dalam bentrokan baru di Khosoos, dan satu lagi di rumah sakit akibat luka serius yang dideritanya dalam bentrokan malam sebelumnya di luar kathedral tersebut.
Kerusuhan ini dikhawatirkan akan mengancam persatuan nasional dan demokratisasi negeri itu, yang pada saat ini sedang bangkit dari krisis ekonomi akibat pemerintahan yang korup pada jaman rezim otoriter Mubarak.[ant/im]
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !