Islamedia - Sahabat seiman..,
Seperti air yang selalu menyelusup tempat yang lebih rendah, bagaikan api yang selalu berkobar membakar bahannya, tak pernah henti hingga ujung kemampuannya. bagaimana hati kita liar mengintai kebaikan, berpindah dari satu pijakan ke lainnya? apakah keluhan sempat menghentikan langkah? Ataukah kilauan permata pernah merusak radar, atau membelokkan kompasnya?
Adalah Abu Dzar Jundab Bin Junadah yang bertanya berkali-kali kepada Rasulullah Saw tentang amal yang paling afdhol, begitu haus dia mencari yang terbaik dari yang baik, tak berhenti saat salah satu pintu terkunci, ia kejar pintu lainnya meski sekedar membantu orang yang kehilangan, dan menolong orang yang tak cakap dalam pekerjaan. Lihatlah, Kefakirannya tak memadamkan semangat juangnya tuk bershodaqoh meski dengan menahan kejahatan dirinya kepada orang lain. (Disarikan dari H.R. Muttafaq 'alaihi)
Sahabat seiman..,
Jangan tumpulkan runcing cerdasmu dengan kedunguan, tak layak kemalasan merongsokkan mesin luncurmu. Nikmati samudera kebaikan, khususnya saat-saat terindah kita temukan istiqomah di antara belantara yang menikam, dan ketegaran langkah di sela karang yang melintang. Biarkan letihnya menabur manis perjuangan, dan lukanya menambah lezatnya kehidupan. Selamat beraktifitas
Seperti air yang selalu menyelusup tempat yang lebih rendah, bagaikan api yang selalu berkobar membakar bahannya, tak pernah henti hingga ujung kemampuannya. bagaimana hati kita liar mengintai kebaikan, berpindah dari satu pijakan ke lainnya? apakah keluhan sempat menghentikan langkah? Ataukah kilauan permata pernah merusak radar, atau membelokkan kompasnya?
Adalah Abu Dzar Jundab Bin Junadah yang bertanya berkali-kali kepada Rasulullah Saw tentang amal yang paling afdhol, begitu haus dia mencari yang terbaik dari yang baik, tak berhenti saat salah satu pintu terkunci, ia kejar pintu lainnya meski sekedar membantu orang yang kehilangan, dan menolong orang yang tak cakap dalam pekerjaan. Lihatlah, Kefakirannya tak memadamkan semangat juangnya tuk bershodaqoh meski dengan menahan kejahatan dirinya kepada orang lain. (Disarikan dari H.R. Muttafaq 'alaihi)
Sahabat seiman..,
Jangan tumpulkan runcing cerdasmu dengan kedunguan, tak layak kemalasan merongsokkan mesin luncurmu. Nikmati samudera kebaikan, khususnya saat-saat terindah kita temukan istiqomah di antara belantara yang menikam, dan ketegaran langkah di sela karang yang melintang. Biarkan letihnya menabur manis perjuangan, dan lukanya menambah lezatnya kehidupan. Selamat beraktifitas
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !