Islamedia - Serangan rezim tiran Assad terhadap rakyat sipil Suriah makin menjadi. Pihak Amerika Serikat, pada Senin (24/12) memperingatkan keberlangsungan rezim Presiden Bashar Assad tinggal menghitung hari.
Pihak Amerika Serikat mengecam serangan "keji" dari rezim Assad yang menyebabkan tak kurang dari 90 orang terbunuh saat mereka mengantri membeli roti di kota Halfaya, pusat provinsi Hama, pada Ahad lalu.
"Serangan brutal semacam itu menunjukkan bahwa rezim (Assad) sudah tidak punya masa depan lagi di Suriah," kata pejabat juru bicara Setneg AS, Patrick Ventrell dalam sebuah pernyataan.
"Mereka yang melakukan kejahatan harus bertanggul jawab. Amerika Serikat menyerukan seluruh kelompok yang masih saja membantu rezim Assad melakukan peperangannya melawan rakyat Suriah, harus segera mengakhiri dukungan mereka," tambahnya.
Di tengah terus terjadinya baku tempur di seluruh pelosok Suriah, sekira 1000 orang menghadiri misa natal di Damaskus. Mereka mendoakan kembalinya perdamaian setelah hampir dua tahun terjadi gejolak yang telah menyebabkan puluhan ribu orang meninggal.
Salah seorang jemaat, Heba Shawi mengatakan ia berharap bahwa "senyum dapat kembali terukir di wajah para bocah", sementara jemaat lainnya mengaku perayaan kali ini lebih senyap dan diam-diam daripada biasanya. [iinanews]
Pihak Amerika Serikat mengecam serangan "keji" dari rezim Assad yang menyebabkan tak kurang dari 90 orang terbunuh saat mereka mengantri membeli roti di kota Halfaya, pusat provinsi Hama, pada Ahad lalu.
"Serangan brutal semacam itu menunjukkan bahwa rezim (Assad) sudah tidak punya masa depan lagi di Suriah," kata pejabat juru bicara Setneg AS, Patrick Ventrell dalam sebuah pernyataan.
"Mereka yang melakukan kejahatan harus bertanggul jawab. Amerika Serikat menyerukan seluruh kelompok yang masih saja membantu rezim Assad melakukan peperangannya melawan rakyat Suriah, harus segera mengakhiri dukungan mereka," tambahnya.
Di tengah terus terjadinya baku tempur di seluruh pelosok Suriah, sekira 1000 orang menghadiri misa natal di Damaskus. Mereka mendoakan kembalinya perdamaian setelah hampir dua tahun terjadi gejolak yang telah menyebabkan puluhan ribu orang meninggal.
Salah seorang jemaat, Heba Shawi mengatakan ia berharap bahwa "senyum dapat kembali terukir di wajah para bocah", sementara jemaat lainnya mengaku perayaan kali ini lebih senyap dan diam-diam daripada biasanya. [iinanews]
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !