Islamedia - Agus Ahmad Chaerudin (35) memang hanya seorang office boy (OB). Tapi soal kejujuran jangan ditanya. Mungkin kita harus belajar dari ayah 3 anak yang bekerja di Bank Syariah Mandiri (BSM) ini.
Di tengah maraknya kasus korupsi yang dilakukan para petinggi negeri ini, kejujuran yang dimilikinya sungguh luar biasa.
Suatu hari, di bulan Ramadhan lalu, dia menemukan uang Rp 100 juta di tempat sampah dekat teller. Tanpa pikir panjang, ia pun mengembalikan seluruh uang tersebut.Saat ditemui detikcom di tempat dia bekerja di Bank Syariah Mandiri di Kantor Cabang Pembantu, Kalimalang di Plaza Duta Permai, Jakasampurna, Bekasi, Rabu (19/12/2012) sore, Agus bercerita sambil meneteskan air mata.
�Kejadiannya pada 14 Agustus 2012. Di bulan suci Ramadhan, saya menemukan uang 10 bundel pecahan Rp 100.000 di tempat sampah bawah teller. Masya Allah, apa itu!� ujar Agus dengan mata memerah.
Melihat uang itu Agus tak silap mata. Dia pun sama sekali tak menyentuh uang itu. �Saya langsung teriak memanggil satpam,� jelas Agus yang sudah bekerja 3 tahun di bank itu.
Agus yang bekerja sebagai karyawan koperasi Bank Syariah Mandiri mengaku seluruh tubuhnya bergetar. Ia pun berteriak memanggil satpam. �Ini pak ada uang,� tuturnya.
Sebenarnya bisa saja dia mengambil uang yang tergeletak begitu saja di tempat sampah. Di bank itu pun hanya tinggal dia dan satpam. Tak ada yang tahu soal uang yang sudah terbuang itu.
�Itu bukan rezeki saya Mas, itu hak kantor. Allah Maha Melihat, Maha Mengetahui. Itu hak Bank Syariah Mandiri. Yang menjadi rezeki saya, apa yang saya lihat, apa yang saya dengar, apa yang saya hirup itu rezeki saya,� jelas Agus yang bercerita sambil gemetar ini.
Uang Rp 100 juta yang ditemukan Agus itu bukan uang nasabah. Uang itu milik BSM yang tergeletak karena kekhilafan teller. Beruntung ada Agus yang menyelamatkan uang itu.
�Saya bersyukur bisa bekerja di bank ini,� tutur pengagum Khalifah Umar bin Khaththab ini.
�Allah Maha melihat,� kata pria bergaji Rp 2,2 juta ini perbulannya.
Agus, ayah 3 anak yang masih tinggal bersama mertua ini mengaku, orang tuanya selalu mengajarinya untuk tak menjadi pencuri. Kejujuran harus diutamakan. Orang tua Agus juga seorang pegawai rendahan di salah satu bank.
�Kisah yang saya kagumi Umar bin Khaththab,� terang Agus.
Agus mengaku pernah membaca kisah Umar bin Khaththab kala menjadi khalifah. Sahabat Nabi itu amat mengutamakan kesederhanaan dan kejujuran.
�Khalifah Umar bahkan hanya mempunya dua helai pakaian,� cerita Agus sambil menitikkan air mata.
Yang dia kagumi, bahkan Umar tak mau memakai fasilitas negara kala berbicara dengan anaknya. Agus menukilkan kisah Umar yang memadamkan lampu ketika berbincang dengan anaknya. Lampu dimatikan karena menggunakan uang negara, sedang berbicara dengan anak urusan pribadi.
Agus, karena kejujurannya, diberi hadiah Rp 1,75 juta dan piagam. �Saya tak mengharap hadiah, bekerja saja sudah alhamdulillah,� kata Agus yang dahulu pernah bekerja serabutan sebagai tukang parkir dan asongan ini.
Kurniawandi (32), teman Agus, mengaku terharu atas sikap temannya itu.
�Dia itu orangnya humoris, setiap hari selalu ketawa. Jadi, temannya enggak pernah bosan,� kata Andi, panggilan akrabnya, kepada tribunnews.com di kantornya, Rabu (19/12/2012).Andi yang bekerja sebagai sopir di BSM ini menuturkan, Ahmad atau Agus adalah tipe orang yang jujur, lugu, dan penyabar.
Sebagai karyawan koperasi BSM, Agus Chaerudin menjadi salah satu panutan karyawan lain, apalagi begitu mengetahui dia justru mengembalikan uang Rp 100 juta yang ditemukannya.
�Terharu benar, secara enggak langsung kebawa juga sama kita-kita pegawai dasar. Saya berpikirnya bakal jadi contoh juga dan baik di mata karyawan. Utamanya soal kejujuran,� tutur Andi.
Di tengah maraknya kasus korupsi yang dilakukan para petinggi negeri ini, kejujuran yang dimilikinya sungguh luar biasa.
Suatu hari, di bulan Ramadhan lalu, dia menemukan uang Rp 100 juta di tempat sampah dekat teller. Tanpa pikir panjang, ia pun mengembalikan seluruh uang tersebut.Saat ditemui detikcom di tempat dia bekerja di Bank Syariah Mandiri di Kantor Cabang Pembantu, Kalimalang di Plaza Duta Permai, Jakasampurna, Bekasi, Rabu (19/12/2012) sore, Agus bercerita sambil meneteskan air mata.
�Kejadiannya pada 14 Agustus 2012. Di bulan suci Ramadhan, saya menemukan uang 10 bundel pecahan Rp 100.000 di tempat sampah bawah teller. Masya Allah, apa itu!� ujar Agus dengan mata memerah.
Melihat uang itu Agus tak silap mata. Dia pun sama sekali tak menyentuh uang itu. �Saya langsung teriak memanggil satpam,� jelas Agus yang sudah bekerja 3 tahun di bank itu.
Agus yang bekerja sebagai karyawan koperasi Bank Syariah Mandiri mengaku seluruh tubuhnya bergetar. Ia pun berteriak memanggil satpam. �Ini pak ada uang,� tuturnya.
Sebenarnya bisa saja dia mengambil uang yang tergeletak begitu saja di tempat sampah. Di bank itu pun hanya tinggal dia dan satpam. Tak ada yang tahu soal uang yang sudah terbuang itu.
�Itu bukan rezeki saya Mas, itu hak kantor. Allah Maha Melihat, Maha Mengetahui. Itu hak Bank Syariah Mandiri. Yang menjadi rezeki saya, apa yang saya lihat, apa yang saya dengar, apa yang saya hirup itu rezeki saya,� jelas Agus yang bercerita sambil gemetar ini.
Uang Rp 100 juta yang ditemukan Agus itu bukan uang nasabah. Uang itu milik BSM yang tergeletak karena kekhilafan teller. Beruntung ada Agus yang menyelamatkan uang itu.
�Saya bersyukur bisa bekerja di bank ini,� tutur pengagum Khalifah Umar bin Khaththab ini.
�Allah Maha melihat,� kata pria bergaji Rp 2,2 juta ini perbulannya.
Agus, ayah 3 anak yang masih tinggal bersama mertua ini mengaku, orang tuanya selalu mengajarinya untuk tak menjadi pencuri. Kejujuran harus diutamakan. Orang tua Agus juga seorang pegawai rendahan di salah satu bank.
�Kisah yang saya kagumi Umar bin Khaththab,� terang Agus.
Agus mengaku pernah membaca kisah Umar bin Khaththab kala menjadi khalifah. Sahabat Nabi itu amat mengutamakan kesederhanaan dan kejujuran.
�Khalifah Umar bahkan hanya mempunya dua helai pakaian,� cerita Agus sambil menitikkan air mata.
Yang dia kagumi, bahkan Umar tak mau memakai fasilitas negara kala berbicara dengan anaknya. Agus menukilkan kisah Umar yang memadamkan lampu ketika berbincang dengan anaknya. Lampu dimatikan karena menggunakan uang negara, sedang berbicara dengan anak urusan pribadi.
Agus, karena kejujurannya, diberi hadiah Rp 1,75 juta dan piagam. �Saya tak mengharap hadiah, bekerja saja sudah alhamdulillah,� kata Agus yang dahulu pernah bekerja serabutan sebagai tukang parkir dan asongan ini.
Kurniawandi (32), teman Agus, mengaku terharu atas sikap temannya itu.
�Dia itu orangnya humoris, setiap hari selalu ketawa. Jadi, temannya enggak pernah bosan,� kata Andi, panggilan akrabnya, kepada tribunnews.com di kantornya, Rabu (19/12/2012).Andi yang bekerja sebagai sopir di BSM ini menuturkan, Ahmad atau Agus adalah tipe orang yang jujur, lugu, dan penyabar.
Sebagai karyawan koperasi BSM, Agus Chaerudin menjadi salah satu panutan karyawan lain, apalagi begitu mengetahui dia justru mengembalikan uang Rp 100 juta yang ditemukannya.
�Terharu benar, secara enggak langsung kebawa juga sama kita-kita pegawai dasar. Saya berpikirnya bakal jadi contoh juga dan baik di mata karyawan. Utamanya soal kejujuran,� tutur Andi.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !