Islamedia - Dua faksi yang berseberangan di Palestina, Hamas dan Fatah, bersepakat untuk bersatu menghadapi serbuan roket Israel ke Gaza. Keputusan itu disampaikan para pemimpin kedua faksi di Tepi Barat, kemarin.
"Mulai saat ini, kami mengumumkan dengan pemimpin (faksi) lain, bahwa kami mengakhiri pemisahan," ujar tokoh senior Fatah, Jibril Rajoub, di hadapan sekitar 1.000 pengunjuk rasa anti-Isreal di Ramallah, Palestina.
Seruan Rajoub itu disambut sorakan para pengunjuk rasa. "Bersatu, bersatu! Hajar Tel Aviv (Israel)!" teriak mereka.
"Siapa pun yang membicarakan pemisahan, sejak hari ini adalah tindakan kriminal," timpal pemimpin Hamas, Mahmud al-Ramahi.
Berdasarkan laporan Al-Jazeera, sepanjang hari kemarin ada lebih dari 80 lokasi di Gaza yang menjadi sasaran roket Israel. Dengan demikian, selama enam hari, Israel telah menembakkan roket ke lebih dari 1.350 target.
Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza Ashraf al-Kidra, jumlah korban tewas akibat gempuran zionis mencapai 92 orang. Dua puluh tiga di antara mereka anak-anak. Selain itu, lebih dari 750 warga cedera ringan dan serius.
Upaya gencatan senjata
Dalam upaya menghentikan konflik itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, kemarin, tiba di Kairo, Mesir. Ia akan menjadi bagian dari upaya gencatan senjata Israel-Hamas yang diprakarsai Mesir. Media-media Israel pun menyebutkan delegasi negerinya telah berada di Kairo untuk hadir dalam pembicaraan tersebut.
Pada bagian lain, 28 warga Indonesia yang menjadi relawan lembaga kemanusiaan Mer-C di Bayt Lahiya, Gaza, tetap bertahan di wilayah mereka. "Mereka adalah relawan yang sedang menjalankan misi membangun Rumah Sakit Islam (RSI) di Gaza," ujar Ketua Presidium Mer-C Sarbini Abdul Murad di Kantor Mer-C, Jakarta Pusat, kemarin.
Sarbini mengakui Kementerian Luar Negeri RI mengimbau relawan Indonesia dievakuasi. Namun, lanjutnya, para pekerja konstruksi itu memilih tetap bertahan. [Reuters/MI]
"Mulai saat ini, kami mengumumkan dengan pemimpin (faksi) lain, bahwa kami mengakhiri pemisahan," ujar tokoh senior Fatah, Jibril Rajoub, di hadapan sekitar 1.000 pengunjuk rasa anti-Isreal di Ramallah, Palestina.
Seruan Rajoub itu disambut sorakan para pengunjuk rasa. "Bersatu, bersatu! Hajar Tel Aviv (Israel)!" teriak mereka.
"Siapa pun yang membicarakan pemisahan, sejak hari ini adalah tindakan kriminal," timpal pemimpin Hamas, Mahmud al-Ramahi.
Berdasarkan laporan Al-Jazeera, sepanjang hari kemarin ada lebih dari 80 lokasi di Gaza yang menjadi sasaran roket Israel. Dengan demikian, selama enam hari, Israel telah menembakkan roket ke lebih dari 1.350 target.
Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza Ashraf al-Kidra, jumlah korban tewas akibat gempuran zionis mencapai 92 orang. Dua puluh tiga di antara mereka anak-anak. Selain itu, lebih dari 750 warga cedera ringan dan serius.
Upaya gencatan senjata
Dalam upaya menghentikan konflik itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, kemarin, tiba di Kairo, Mesir. Ia akan menjadi bagian dari upaya gencatan senjata Israel-Hamas yang diprakarsai Mesir. Media-media Israel pun menyebutkan delegasi negerinya telah berada di Kairo untuk hadir dalam pembicaraan tersebut.
Pada bagian lain, 28 warga Indonesia yang menjadi relawan lembaga kemanusiaan Mer-C di Bayt Lahiya, Gaza, tetap bertahan di wilayah mereka. "Mereka adalah relawan yang sedang menjalankan misi membangun Rumah Sakit Islam (RSI) di Gaza," ujar Ketua Presidium Mer-C Sarbini Abdul Murad di Kantor Mer-C, Jakarta Pusat, kemarin.
Sarbini mengakui Kementerian Luar Negeri RI mengimbau relawan Indonesia dievakuasi. Namun, lanjutnya, para pekerja konstruksi itu memilih tetap bertahan. [Reuters/MI]
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !