Islamedia - Pekan terakhir ini Gaza kembali membara. Pasukan Zionis kembali membombardir bumi suci para Nabi itu dengan hantaman rudal yang meluluhlantakkan berbagai fasilitas publik, awak media hingga menghancurkan Kantor Perdana Menteri Palestina. Rakyat sipil tak berdosa jadi sasaran empuk. Anak-anak dan wanita pun ikut menjadi korban. Lantas terhadap kekejaman yang begini dunia masih menutup mata?
Hanya orang yang nuraninya matilah yang mengatakan bahwa HAMAS adalah teroris dan Israel hanya mempertahankan diri dari serangan teroris. Lalu gemuruh pembelaan mengalir di mana-mana di seluruh penjuru dunia. Tak hanya kaum muslimin, kalangan lintas agama juga mengutuk kekerasan bangsa rasis ini.
Di Aceh, Minggu kemarin Komite Nasional untuk Rakyat Palestina menggelar Konser Kemanusiaan Dari Aceh untuk Palestina. Dimeriahkan Fadly Padi, Sulis, Rafli dan Izzatul Islam, acara yang digelar di AAC Dayan Dawood Unsyiah ini disesaki ribuan pengunjung dan berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 1.163.872.800,-. Belum lagi selain uang, ada juga sumbangan dalam bentuk emas batangan, 32 jam tangan, 46 cincin emas, 18 anting emas, 1 liontin, 1 kamera, 2 laptop, dan 10 unit handphone. Semua itu termasuk yang dihimpun di berbagai kabupaten/kota di Aceh.
Sebuah mikrofon bekas pakai milik Fadly terlelang senilai Rp. 17 juta, dibeli oleh Ustadz Raihan Iskandar, Lc -anggota DPR RI-. Sementara sebuah syal bertandatangan Maher Zain dibeli oleh Wakil Walikota Banda Aceh, Ibu Illiza Sa�adduddin Jamal dengan harga Rp. 13 juta.
Ketua KNRP Pusat yang sudah begitu sepuh namun tetap semangat, Suripto mengatakan, semua dana yang terkumpul dari Aceh itu akan diserahkan kepada rakyat Palestina. Sumbangan akan diberikan dalam bentuk membangun rumah sakit, merehab gedung dan fasilitas umum yang rusak dihantam roket Israel, bantuan obat-obatan, dan beasiswa bagi anak-anak Palestina.
Gema takbir menggema menggetarkan hati-hati yang masih peduli. Sesekali isak tangis terdengar kala lantunan ayat suci Al-Qur�an dibacakan seorang qari� cilik, ketika Lamda menembangkan Damai yang Hilang, ketika yel-yel �Palestina Merdeka!� dan �Al-Aqsha Bebaskan� digemakan. Apakagi ketika Wakil Walikota membacakan puisi penuh haru hingga menitikkan airmata dan saat Sulis menceritakan kepedihan saudara kita dengan syairnya. Tapi Rafli kemudian mengingatkan bahwa Allah Maha Kuasa dan Makhluk Tidak Kuasa. Maka senandung nasyid dari Fadly dan Izzatul Islam membahanakan semangat kebangkitan.
Subhanallah.. Optimismelah yang muncul ketika Syaikh Shadi Rageb dari Palestina berorasi. Di saat susah saja, rakyat Gaza masih membantu rakyat Aceh yang dihempas tsunami 2004 lalu. Maka mengapa pula kini rakyat Aceh tak peduli pada saudaranya di Gaza? Bagi orang Aceh, jauh dekat adalah saudara. Bahkan sejak dahulu kala, Gubernur kebanggan Aceh Ali Hajsmy pun sudah peduli pada upaya pembebasan Palestina dari cengkeraman penjajah rasis Israel. (ars)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !