Headlines News :
Home » , » Membaca Basmallah dalam Shalat, Jahr atau Sir ?

Membaca Basmallah dalam Shalat, Jahr atau Sir ?

Written By Unknown on Senin, 01 April 2013 | 21.46

http://aishiteru.wapsite.me/images/basmalah.jpg
Islamedia - Assalaamu 'alaikum. afwan ust, membaca basmalah dalm surat Al fatihah apakah jahr atau sirr? mhon penjelasanya. Jzklh (Azhar).

Jawaban:

Wa �Alaikum Salam wa Rahmatullah wa Barakatuh.

Bismillah wal hamdulillah wash Shalatu was Salamu �Ala Rasulillah wa �ala Aalihi wa Man waalah wa Ba�d:
Pertanyaan ini kami jawab dari Imam Ibnu Katsir Rahimahullah, beliau menjelaskan:

 �Ada pun yang terkait dengan menjaharkan Basmalah, maka perinciannya adalah sebagai berikut: bagi yang berpendapat bahwa Basmalah BUKAN bagian dari surat Al Fatihah maka mereka tidak menjaharkan, begitu juga menurut pihak yang mengatakan Basmalah adalah termasuk bagian ayat awal darinya.  Ada pun bagi kelompok yang mengatakan bahwa Basmalah adalah termasuk  bagian dari surat-surat di bagian awalnya. Maka mereka berbeda pendapat dalam hal ini.

Imam Asy Syafi�iRahimahullah berpendapat bahwa Basmalah  DIJAHARKAN(dikeraskan), juga pada surat lainnya. Inilah pendapat banyak golongan dari sahabat tabi�in, para imam kaum  muslimin, baik salaf dan khalaf. Dari kalangan sahabat yang menjaharkan adalah Abu Hurairah, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, dan Muawiyah.  Ibnu Abdil Bar dan Al Baihaqi menceritakan bahwa ini juga  dilakukan Umar dan Ali. Sedangkan Al Khathib menukil dari khalifah yang empat yakni Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Tapi riwayat ini gharib(asing/menyendiri). Dari kalangan tabi�in adalah Said bin Jubeir, Ikrimah, Abu Qilabah, Az Zuhri, Ali bin Al Husein dan anaknya Muhammad, Said bin Al Musayyib, Atha, Thawus, Mujahid, Salim, Muhammad bin Ka�ab Al Qurzhi, Abu Bakar bin Amru bin Hazm, Abu Wail, Ibnu Sirin, Muhammad bin Al Munkadir,  Ali bin Abdullah bin Abbas dan anaknya Muhammad, Nafi�, Zaid bin Aslam, Umar bin Abdul Aziz, Al Azraq bin Qais, Habib bin Abi Tsabit, Abu Sya� tsa�, Makhul, dan Abdullah bin Ma�qil bin Muqarrin.

Imam Al Baihaqi menambahkan: Abdullah bin Shafwan dan Muhammad bin Al Hanafiyah. Sementara Imam Ibnu Abdil Bar menambahkan: Amru bin Dinar. (Tafsir Al Quran Al Azhim, 1/117)

Demikianlah, sangat banyak para sahabat, tabi�in dan imam kaum muslimin yang berpendapat dikeraskannya membaca Basmalah ketika shalat. Dalil-dalil mereka adalah:
-          Imam An Nasa�i dalam Sunannya, Imam Ibnu Khuzaimah dan Imam Ibnu Hibban dalam Shahihnya masing-masing, Imam Al Hakim dalam Al Mustadraknya; dari Abu Hurairah Radhiallahu �Anhu bahwa beliau shalat dan dia mengeraskan membaca Basmalah, lalu setelah shalat selesai, dia berkata: �Sesungguhnya saya menyerupakan untuk kalian shalatnya Rasulullah Shallallahu �Alaihi wa Sallam.�  (Hadits ini dishahihkan oleh Ad Daruquthni, Al Khathib, Al Baihaqi, dan lainnya)
-          Imam Al Hakim meriwayatkan dalam Al Mustadraknya,  dari Ibnu Abbas Radhiallahu �Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu �Alaihi wa Sallam mengeraskan membaca Bismillahirrahmanirrahim. (Katanya: hadits ini shahih)
-          Imam Al Bukhari dalam Shahihnya, meriwayatkan bahwa Anas bin Malik Radhiallahu �Anhu ditanya tentang bacaan Rasulullah Shallallahu �Alaihi wa Sallam, dia menjawab: �Adalah bacaan Beliau itu diberikan jarak yang panjang, kemudian dia membaca  Bismillahirrahmanirrahim, dengan memanjangkan Bismillah, memanjangkan Ar Rahman dan memanjangkan Ar Rahim. (juga diriwayatkan oleh At Tirmidzi No. 2451, Ibnu Majah No. 4215)
-          Imam Ahmad dalam Musnadnya dan Imam Abu Daud dalam Sunannya, Imam Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya, dan Imam Al Hakim dalam Al Mustadaraknya,  meriwayatkan: dari Ummu Salamah, dia berkata: �Bahwa Shalatnya Rasulullah Shallallahu �Alaihi wa Sallam  membaca dengan diputus-putus; Bismillahirrahmanirrahim. Al Hamdulillahirabbil �alamin. Ar Rahmanirrahim. Malikiyaumiddin.�  (Imam Ad Daruquthni mengatakan: isnad hadits ini shahih)
-          Imam Asy Syafi�i dalam Musnadnya dan Imam Al Hakim dalam Al Mustadraknya meriwayatkan dari Anas Radhiallahu �Anhu; bahwa Muawiyah Radhiallahu �Anhu shalat di Madinah dan dia tidak membaca Basmalah (mengecilkan suara), lalu orang Muhajirin yang hadir mengingkarinya, maka ketika dia shalat untuk kedua kalinya, maka dia membaca bismillah.�
-          Imam Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya menyebutkan dari Nu�aim bin Al Majmar  katanya: Aku Shalat dibelakang Abu Hurairah, dia membaca Bismillahirrahmanirrahim kemudian membaca Ummul Kitab, hingga sampai Wa Ladhdhaallin, dia menjawab: Amin, dan manusia menjawab: Amin.� (HR. Ibnu Khuzaimah No. 499, Berkata Syaikh Al Abani: Al A�zhami berkata: sanadnya shahih seandainya Ibnu Abi Hilal tidak tercampur (hapalannya))

Demikianlah diantara dalil yang ada bagi kalangan yang mengatakan bahwa membaca Basmalah adalah dikeraskan. Imam Ibnu Katsir Rahimahullah nampaknya memilih pendapat ini dengan menyebutnya sebagai: �hujjah yang mencukupi dan memuaskan.�  (Tafsir Al Quran Al �Azhim, 1/118)

Kelompok yang lain mengatakan bahwa membaca Basmalah TIDAK DIJAHRKAN. Berkata Imam Ibnu Katsir Rahimahullah:
???? ????? ??? ??? ?? ???? ???????? ?? ??????? ???? ?? ?????? ?? ??????? ??????? ???? ???? ?? ????? ?????? ?? ??? ???????? ??????? ??? ???? ??? ?????? ???????? ????? ?? ????.

�Pendapat kelompok yang lainnya adalah bahwa tidaklah mengeraskan Basmalah dalam shalat. Dan, ini telah pasti (tsabit) dari khalifah yang empat dan Abdullah bin Mughaffal, dan banyak kelompok dari  pendahulu tabi�in dan khalaf. Ini juga pendapat Abu Hanifah, Ats Tsauri, dan Ahmad bin Hambal.� (Ibid)

Kelompok ini berdalil sebagai berikut:
-          Dari Anas bin Malik Radhiallahu �Anhu, bahwa Abu Bakar, Umar, dan Utsman memulai bacaan dalam shalatnya dengan Alhamdulillahirabbil �alamin. (HR. Abu Daud No. 782. Syaikh Al Albani menyatakan shahih. Lihat Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud No. 782)
-          Dari Anas bin Malik Radhiallahu �Anhu, katanya: �Saya telah shalat dibelakang Rasulullah Shallallahu �Alaihi wa Sallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman, dan tak satu pun dari mereka yang mengeraskan bacaan Basmalah.�  (HR. An Nasa�i No. 907, Syaikh Al Albani menyatakan shahih. Lihat Shahih wa Dhaif Sunan An Nasa�i No. 907. Juga Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya No. 495)
-          Dari Anas bin Malik Radhiallahu �Anhu, katanya: �Adalah shalatnya Rasulullah Shallallahu �Alaihi wa Sallam, Abu Bakar, Umar, dan Utsman, mereka memulainya dengan membaca: Al Hamdulillahirrabbil �alamin.� (HR. At Tirmidzi No. 246, katanya: hasan shahih. Syaikh Al Albani menyatakan shahih dalam Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi No. 246)
-          Dari �Aisyah Radhiallahu �Anha, bahwa Rasulullah Shallallahu �Alaihi wa Sallam memulai shalat dengan bertakbir lalu membaca: Alhamdulillahirabbil �Alamin.� (HR. Abu Daud No. 783, Syaikh Al Albani menyatakan shahih. Lihat Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud No. 783)

Demikianlah dalil-dalil bagi kelompok yang menyatakan bahwa membaca Basmalah tidak dikeraskan.

Sementara Imam Malik berpendapat bahwa dalam shalat TIDAKLAH MEMBACA SAMA SEKALIbacaan Basmalah, baik keras (jahran) atau pelan (sirran). Beliau beralasan bahwa hadits-hadits di atas bukan menunjukkan sirr  (p�lan), tetapi memang Beliau Shallallahu �Alaihi wa Sallam tidak membaca Basmalah.  Alasan lainnya adalah:
-          Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah Shallallahu �Alaihi wa Sallam tidaklah membaca Bismillahirrahmanirrahim, baik di awal dan di akhirnya. Yang seperti ini juga diriwayatkan dalam berbagai kitab Sunan dari Abdullah bin Mughaffal Radhiallahu �Anhu.

Tetapi, pendapat Imam Malik ini dianggap lemah, sebab dalam hadits-hadits di atas jelas sekali disebutkan kalimat: tak satu pun dari mereka yang mengeraskan bacaan Basmalah, artinya Basmalah tetaplah dibaca tetapi tidak keras. Ada pun hadits yang menyebutkan bahwa Nabi tidak membaca Basmalah, mesti ditakwil dan dikompromi dengan hadits lain,  yakni Beliau bukanlah tidak membaca tetapi   membacanya, hanya saja suaranya pelan seakan bagi pendengar tidak membacanya. Wallahu A�lam


Nah, dengan demikian ada dua pendapat yang kuat dan sama-sama ditopang oleh dalil-dalil yang shahih, yakni pendapat Pertama. membaca Basmalah secara keras. Pendapat kedua, membacanya secara pelan.

Kedua kelompok ini berdalil dengan hujjah yang sama-sama shahih, dan satu sama lain tidaklah dianggap merevisi (nasakh) yang lainnya, atau dianggap riwayat dhaif. Maka, pandangan yang paling seimbang adalah: Bahwa BENAR   Rasulullah Shallallahu �Alaihi wa Sallam pernah mengeraskan Basmalah sebagaimana yang diriwayatkan secara shahih oleh sahabat yang melihat dan mendengarnya seperti Ibnu Abbas, Abu Hurairah, dan Ummu Salamah, dan BENAR pula bahwa Rasulullah Shallallahu �Alaihi wa Sallam pernah memelankan Basmalah sebagaimana yang diriwayatkan secara shahih pula dari sahabat yang melihat dan mendengarnya seperti Anas bin Malik dan �Aisyah. Jadi, keduanya adalah benar.

Inilah metode yang ditempuh oleh para ulama muhaqqiq (peneliti) seperti �Alim Rabbani Al �Allamah Ibnu Qayyim Al Jauziyah Rahimahullah. Beliau berkata:
????????? ???? ?????? ?????? ??????? ??? ??? ???? ???? ???? ???? ????? ????? ????? ???? ??????? ????? ?? ????? ????? ??????? ???? ?? ????

�Pendapat yang bijak yang dibenarkan oleh para ulama yang objektif adalah bahwa Rasulullah Shallallahu �Alaihi wa Sallam pernah membaca secara keras dan pelan, pernah berqunut dan pernah meninggalkannya. Hanya saja memelankannya lebih banyak  dibanding mengeraskannya, dan meninggalkan qunut lebih banyak dibanding melakukannya.� (Imam Ibnul Qayyim, Zaadul Ma�ad, 1/272. Cet. 3. 1986M-1406H. Muasasah Ar Risalah. Beirut - Libanon)

Imam Ibnu Katsir Rahimahullahmengatakan:
???? ???? ??????? ????? ????? ?? ??? ??????? ??? ?????? ????? ?????? ??? ??? ???? ?? ??? ???????? ??? ???? ???? ????? ??????

Inilah jalannya para imam �Rahimahumullah- dalam masalah ini dan ini merupakan masalah yang bisa didekatkan, karena mereka sepakat bahwa sahnya shalat bagi yang mengeraskan dan memelankan. Walillahilhamd wa Minnah . (Tafsir Al Quran Al �Azhim, 1/118)

Demikian pembahasan ini. Dari sini semoga kita bisa lebih arif dalam menyikapi bacaan  Basmalah ini. Membacanya, baik dikeraskan atau tidak, bukanlah bab permasalahan salah atau benar, sunah atau  bid'ah. tetapi, keduanya benar, hanya saja nabi lebih sering tidak mengeraskannya   Maka, tidak dibenarkan satu sama lain saling menyerang dan menyalahkan, apalagi sampai taraf menuduh sebagai pelaku bid'ah. Padahal duanya  merupakan perilaku nabi, sahabat tabi'in, dan imam kaum muslimin. Maka, jika kita berada di masjid yang biasa mengeraskan bacaan Basmalah, maka alangkah baik jika  kita mengikutinya -jika diminta menjadi imam- untuk menjaga persatuan hati dan menghilangkan kebencian. Begitu pula ditempat sebaliknya.  Inilah perilaku  ulama rabbani yang mendalam ilmunya yang sudah sepatutnya kita meneladaninya. Semoga bermanfaat.

Wallahu A�lam

Farid Nu'man Hasan
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Translate

English French German Spain Russian Korean Arabic Chinese Simplified
 
Support : Tim Media Pemuda PUI
Copyright © 2014. PEMUDA PUI - All Rights Reserved